![]() |
Wakil Wali Kota Medan, Zakiyuddin Harahap. (foto/ist) |
Hal itu disampaikannya saat memimpin rapat koordinasi antara Dinas Kesehatan Kota Medan, RSUD dr Pirngadi, RSUD Bachtiar Djafar, bersama Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Medan, di RSUD Pirngadi, Selasa (17/6/2025).
“Saya melihat masih kurangnya komunikasi antara Dinkes, RS Pirngadi, RS Bachtiar Djafar, dan BKD. Seharusnya, jika koordinasi berjalan baik, tidak akan ada masalah kekurangan dokter atau perawat,” kata Zakiyuddin.
Ia mencontohkan adanya bidang layanan yang seharusnya diisi perawat namun justru diisi bidan. Bahkan, menurutnya, kekosongan akibat pensiun pun harus diantisipasi lebih awal.
“Kalau bidangnya radiologi, tempatkan sesuai bidangnya. Bila belum ada ASN yang sesuai, bisa diisi sementara oleh tenaga luar dengan kompensasi lebih tinggi. Ini bisa menjadi solusi,” ujarnya.
Zakiyuddin juga menyoroti kondisi RSUD Bachtiar Djafar di kawasan Medan Utara yang dinilainya sudah cukup baik dari sisi infrastruktur, tetapi masih kekurangan tenaga medis. Ia menegaskan pentingnya melibatkan BKD dalam menyelesaikan keluhan kekurangan SDM.
“Kita jangan hanya fokus membangun fisik rumah sakit tanpa mempersiapkan SDM. Rumah sakit tanpa dokter sama saja seperti bangunan kosong. Kunci dari pelayanan rumah sakit adalah ketersediaan dokter dan perawat,” pungkasnya.
Ia juga menyebutkan rencana Pemerintah Kota Medan untuk melakukan pembenahan menyeluruh terhadap RSUD dr Pirngadi, agar ke depan mampu bersaing dengan rumah sakit lainnya.
Berdasarkan data, saat ini RSUD dr Pirngadi memiliki 425 tenaga perawat dan bidan. Namun, rumah sakit masih mengalami kekurangan tenaga medis di sejumlah bidang spesialis, seperti jantung anak, hematologi anak, neurologi anak, tumbuh kembang anak, PICU, bedah onkologi, gastroentero-hepatologi, dan catheter jantung. Dalam rekrutmen CPNS sebelumnya, terdapat 21 formasi dokter spesialis yang tidak terisi.[tan]