![]() |
| Banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Sumut, Selasa (25/11/2025). (Foto : ist) |
Data sementara dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumut, Rabu (26/11/2025), mencatat sedikitnya 23 orang meninggal dunia, 6 orang hilang, puluhan luka-luka, serta ribuan warga terpaksa mengungsi.
23 orang yang meninggal dunia itu, 13 diantaranya merupakan warga Tapanuli Selatan (Tapsel), 5 orang di Sibolga, 4 orang di Tapanuli Tengah (Tapteng) dan 1 orang di Pakpak Barat.
Berdasarkan data dari Pusdalops BPBD Sumut, dampak bencana alam di Tapsel, menyebabkan 13 warga meninggal, 37 luka-luka, dan 3 orang hilang.
Sebanyak 3.000 kepala keluarga mengungsi. Sedikitnya 12 rumah rusak berat, 6 rusak sedang, dan 312 rusak ringan, sementara satu unit sekolah dilaporkan terdampak.
Sedangkan di Kota Sibolga, banjir bandang dan longsor pada Selasa (25/11/2025) menelan 5 korban jiwa, sementara 6 lainnya masih hilang.
Kerusakan rumah dan infrastruktur masih dalam proses pendataan. Upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan di lokasi-lokasi terdampak.
Kabupaten Tapteng juga mengalami bencana serupa pada hari yang sama, menewaskan 4 orang, sementara data korban luka serta kerusakan rumah dan fasilitas umum masih dikumpulkan.
Sementara di Pakpak Bharat, satu orang dilaporkan meninggal dan dua rumah rusak berat akibat banjir dan longsor.
Di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) juga terdampak banjir bandang membuat 776 KK mengungsi meski tidak ada korban jiwa. Sebanyak 14 rumah rusak berat, lahan pertanian seluas 85 hektare rusak, serta satu unit sekolah terdampak.
Selanjutnya di Tapanuli Utara (Taput), bencana alam menyebabkan 19 KK mengungsi dan merusak 5 rumah rusak berat serta 64 rusak ringan. Akibat bencana alam itu, empat titik ruas jalan terdampak dan satu jembatan dilaporkan putus.
Sedangkan Nias Selatan (Nisel) mencatat satu rumah rusak berat dan satu ruas jalan terganggu, tanpa korban jiwa.
"Petugas BPBD bersama aparat setempat masih melakukan evakuasi dan pendataan, dengan kebutuhan mendesak berupa tambahan personel, logistik, serta peralatan," ungkap Kepala Bidang Penanggulangan dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati.
Sri Wahyuni menambahkan, BPBD Sumut memastikan proses evakuasi, pencarian korban hilang, serta pendataan kerusakan masih berlangsung. “Informasi lanjutan akan disampaikan setelah proses asesmen di lapangan selesai,” pungkasnya. [dicky irawan]
