![]() |
| Kapolres Batu Bara AKBP Doly Nelson Nainggolan bersama Wabup Syafrizal meninjau apel kesiapsiagaan. (foto/ist) |
Apel tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres Batu Bara dan diikuti oleh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Wakil Ketua DPRD Batu Bara Tengku Rodial, Wakapolres Batu Bara, serta perwakilan dari TNI, BPBD, Dinas Kesehatan, Satpol PP dan Damkar, serta berbagai instansi terkait lainnya.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut instruksi Kapolri yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kesiapan personel dan sarana prasarana dalam menghadapi potensi bencana alam, terutama menjelang puncak musim hujan.
Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Syafrizal melakukan pemeriksaan peralatan kesiapsiagaan bencana yang disiagakan oleh BPBD, Dinas Kesehatan, Satpol PP dan Damkar, serta TNI-Polri. Pemeriksaan ini bertujuan memastikan kesiapan logistik dan sumber daya dalam menghadapi situasi darurat di wilayah Kabupaten Batu Bara.
Kapolres Batu Bara, saat membacakan amanat Kapolri, menegaskan bahwa apel kesiapsiagaan merupakan langkah penting untuk memastikan seluruh unsur memiliki kesiapan menghadapi potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
“Bencana alam merupakan tantangan global yang memerlukan langkah strategis, responsif, dan berkesinambungan. Seluruh pihak harus bersinergi secara sigap, cepat, dan tepat untuk menjamin keamanan serta keselamatan masyarakat,” ujar Kapolres.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga 19 Oktober 2025 telah terjadi 2.606 kejadian bencana di Indonesia, termasuk banjir, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, tanah longsor, serta erupsi gunung berapi. Bencana-bencana tersebut menyebabkan ratusan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur di berbagai daerah.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan 43,8 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Puncak intensitas hujan diperkirakan terjadi pada November 2025 hingga Januari 2026. Fenomena La Nina yang diprediksi berlangsung hingga Februari 2026 juga berpotensi meningkatkan curah hujan dan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Dalam amanat Kapolri yang dibacakan, disampaikan pula sejumlah poin penting yang harus menjadi pedoman bagi seluruh instansi terkait. Di antaranya, melakukan deteksi dini dan pemetaan wilayah rawan bencana, menyiapkan personel serta sarana dan prasarana penanggulangan bencana secara optimal, melaksanakan simulasi tanggap darurat secara rutin, serta meningkatkan koordinasi lintas sektoral agar penanggulangan bencana berjalan efektif dan terpadu.
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Syafrizal menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah menunjukkan kesiapan dalam menghadapi potensi bencana di Kabupaten Batu Bara. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, TNI-Polri, dan seluruh unsur masyarakat.
“Pemerintah Kabupaten Batu Bara berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi dan kesiapsiagaan bencana. Upaya ini merupakan wujud tanggung jawab bersama dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Syafrizal.
Melalui apel ini, diharapkan seluruh unsur yang terlibat semakin siap dan tangguh menghadapi berbagai potensi bencana serta dapat memastikan masyarakat Batu Bara terlindungi secara maksimal.[Subari]
