Distanbun Batu Bara Pastikan Berita Sawah Kering dan Pupuk Langkah Cuma Hoax

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Batu Barfa, Susilistiawati Ritongan memastikan berita keringnya sawah dan kelangkaan pupuk

Editor: Admin
Petani Kecamatan Airputih membawa pupuk bersubsidi. (foto/ist)
BATU BARA– Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Batu Barfa, Susilistiawati Ritongan memastikan berita keringnya sawah dan kelangkaan pupuk bersubsidi di wilayah kecamatan Airputih, merupakan berita hoax.

“Kita mengimbau masyarakat petani untuk tidak mudah percaya berita hoax, jika ada yang tidak jelas silahkah bertanya langsung ke pemerintah maupun chek di lapangan,” kata Kadistanbun melalui Kabid Hortikultura dan Sarpras Pertanian Armen Syam, kepada wartawan, Selasa (30/1/24). 

Sebelumnya dikabarkan bahwa persawatan kering selama dua pekan dan kelangkaan pupuk bersubsidi terjadi di wilayah Kecamatan Airputih. 

Kekeringan disebabkan pasca jebolnya tanggul sungai Dalu-Dalu. Bahkan, keberadaan pupuk bersubsidi juga hilang di tingkat pengecer. Kabar ini justru diungkapkan Ketua Kelompok Tani Sido Rukun Desa Suka Raja,Ngatijo. 

Menanggapi kabar ini, Distanbum Pemkab Batu Bara melakukan penelusuran dan konfirmasi di lapangan. Ternyata, pernyataan petani tersebut bertolak belakang dengan fakta di lapangan. 

Dijelaskan Armen, jauh sebelum berita hoax tersebar pihaknya bersama Dinas PUPR Batu bara sudah melakukan perbaikan tanggul sungai Dalu-Dalu yang jebol dihantam air, dengan cara melakukan pengerukan alur sungai sepanjang 400 meter sehingga air dapat mengaliri persawahan di wilayah Airputih. 

"Tidak benar sawah mengalami kekeringan. Tidak ada retak-retak disawah. Bahkan sawah masih basah karena sisa air sebelum pecahnya tanggul. Sore harinya air sudah masuk melalui intake (pintu air) ke sawah-sawah," pungkas Armen. 

Demikian pula terkait pupuk yang disebutkan Ngatijo tidak ada di kios pupuk, disebutkan Armen adalah kebohongan. "Saya tadi telah menemui Ngatijo dan dia menyangkal pernah mengatakan pupuk langka dan tidak ada di kios pupuk. Bahkan untuk tahun 2024 ini sesuai aplikasi, pada 28 Januari 2024 lalu, Ngatijo telah mengambil jatah pupuk subsidi untuk 2 musim tanam sebanyak 6 zak sesuai jatahnya," jelas Armen. 

Untuk itu Armen minta para petani jangan langsung percaya dengan informasi yang diragukan kebenarannya. "Kalau ada kendala apakah masalah pupuk atau masalah air seharusnya petani berkoordinasi dengan penyuluh pertanian yang ada di desa mereka," imbau Armen.(subari)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com