Wapres Ma'aruf Amin Tolak Ulama Diganti AI, Begini Alasannya

Keberadaan artificial intelligence atau kecerdasan buatan kerap dikhawatirkan bisa menggantikan beberapa peranan yang dilakukan manusia sebelumnya.

Editor: Admin
Wakil Presiden RI, Ma'aruf Amin. (foto/ist)
JAKARTA - Keberadaan artificial intelligence atau kecerdasan buatan kerap dikhawatirkan bisa menggantikan beberapa peranan yang dilakukan manusia sebelumnya. Namun Wakil Presiden Ma'aruf Amin menegaskan teknologi tersebut tak bakal menggantikan ulama saat membuat fatwa.

Dia menjelaskan AI merupakan alat. Sementara fatwa dibuat oleh manusia jadi tidak mungkin dilakukan oleh alat.

"Itu kan alat saja. Alat itu hanya memberikan, mengomunikasikan, atau menyebarluaskan, atau menginformasikan. Jadi, tidak bisa membuat fatwa," kata Ma'aruf, dikutip dari laman resmi Kominfo, Senin (22/1/2024).

"Mufti itu orang. Jadi, tidak mungkin alat itu menjadi mufti," imbuhnya.

Selain itu, mufti juga harus memenuhi syarat tertentu. Karena perlu memahami dasar yang jadi pedoman dalam memberikan fatwa.

Oleh karena itu, Ma'aruf kembali mengingatkan tidak bisa alat menjadi mufti. Alat, dia menjelaskan, digunakan untuk beberapa hal seperti memberikan informasi.

"Oleh karena itu, alat tidak bisa menjadi mufti. Dia hanya mengembangkan, menyampaikan, menginformasikan. Jadi, nggak mungkin," jelasnya.

Sementara Rektor Universitas Brawijaya, Widodo mengatakan alat yang dimaksud akan membantu mufti dalam membuat sebuah fatwa. Misalnya dalam kerja sama universitas itu dengan kerja sama asing dalam pengembangan riset dan tools, digunakan untuk memanfaatkan autentikasi hal dan membantu memeriksa kehalalan dalam produk.

"Alat ataupun sistem yang dikembangkan itu hanya tool, sarana untuk membantu mufti membuat fatwa. Kira-kira begitu," ujar Widodo.(ss/cnbc)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com