Transformasi Kitosan Menjadi Nano - Kalsium, Inovasi dalam Teknologi Material

KEPULAUAN Riau memiliki luas wilayah daratan sebesar 8,201,72 Km. Dengan luas wilayah lautan sebesar 96%, dan hanya 4% saja yang merupakan wilayah

Editor: Admin
Siti Aminah Wulandari mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjung Pinang, Kepri.(foto/ist)
KEPULAUAN Riau memiliki luas wilayah daratan sebesar 8,201,72 Km. Dengan luas wilayah lautan sebesar 96%, dan hanya 4% saja yang merupakan wilayah daratan. Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad mengatakan bahwa kondisi geografis kepulauan Riau yang memiliki 2,408 pulau, hanya dapat memanfaatkan 3,3% potensi perikanan dari hasil tangkapan sebesar 1,1 juta ton.

Untuk wilayah lautan sebesar itu nelayan di Kepulauan Riau mampu menangkap hasil perikanan sebesar 1,1 juta ton per tahunnya. Dengan  jumlah masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 194.225 orang, yang menggunakan kapal bertonase 1-30 GT. Komoditas unggulan hasil perikanan di Kepulauan Riau antara lain, udang, kerang, rajungan atau kepiting, ikan kerapu, ikan pelagis, cumi-cumi dan sotong, serta rumput laut.

Dengan hasil sumberdaya perikanan sebesar itu, maka limbah yang dihasilkan juga akan melimpah, sehingga limbah perikanan menjadi sebuah masalah tersendiri yang harus ditangani bersama-sama. Saya sebagai mahasiswa di jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji merasa perlu melakukan pengembangan terkait inovasi pada pemanfaatan limbah hasil perikanan.

Setelah saya mengambil mata kuliah Pemanfaatan Kitin dan Kitosan, dengan dosen pengajar Taufik Hidayat, S.Pi, M.Si, saya merasa bahwa limbah perikanan terkhusus kulit udang, cangkang kepiting, cangkang lobster, beberapa jenis serangga seperti kumbang dan jangkrik, beberapa jenis jamur, serta cangkang kerang memiliki harga setara dengan emas jika diolah menjadi kitin dan kitosan, dengan bentuk menyerupai bubuk atau tepung, yang diolah dengan beberapa tahapan.

Apa sih sebenarnya Kitin, dan kitosan ? Kitin merupakan sejenis karbohidrat yang ditemukan pada kulit hewan seperti udang, kepiting, dan serangga. Kittin memiliki struktur yang kuat, definisi secara sederhananya, kitin merupakan sebuah zat keras, tangguh dan memiliki fungsi yaitu melindungi dan menyokong struktur organisme yang memilikinya.

Sedangkan kitosan merupakan sebuah turunan dari kitin dengan proses kimia yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan penghilangan gugus Amina. Kitosan sendiri memiliki sifat antara lain dapat diuraikan oleh tubuh sehingga aman digunakan. Pangsa pasar dari kitin dan kitosan antara lain, bidang medis, pertanian, dan industri makanan.

Kittin dan kitosan merupakan sebuah bahan dasar dalam pembuatan bermacam produk, karena memiliki sifat antara lain yaitu, pada bidang farmasi sebagai anti-bakteri, bidang medis sebagai pengering luka, bidang pertanian sebagai aktivator sel tanaman, bidang pangan sebagai bahan pengental, dan juga dapat berperan sebagai bahan penyerap logam. Namun selain beragam sifatnya yang telah kita ketahui di atas, kitin dan kitosan sendiri masih bisa diolah menjadi produk lain salah satu contoh produknya adalah, nanokalsium.

Nano-kalsium dapat didefinisikan sebagai jenis kalsium yang telah melalui proses sehingga membentuk partikel sangat kecil, pada umumnya memiliki ukuran nanometer 1 nanometer = 1/1.000.000 meter. Karena ukurannya yang sangat kecil, nanokalsium memiliki beberapa kelebihan berbeda  dengan kalsium biasa, terutama dalam bidang kesehatan, industri, dan teknologi.

Nano-kalsium memiliki peranan pada berbagai bidang seperti, pada bidang pertanian nano-kalsium dijadikan sebagai pupuk kalsium untuk daun dan nano-kitosan terhadap pertumbuhan bunga mawar bibit. Dimana pembuatan pupuk ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyemprotan kalsium dan nano-kitosan terhadap pertumbuhan dan produksi bunga mawar potong, sehingga mempertahankan lama penyimpanan  bunga mawar dan kemampuan penyimpanan pada kondisi cold storage.

Penyemprotan daun dengan kalsium (200 mg/l) dan nano-kitosan (150 mg/l) dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif, kandungan NPK, Ca, karbohidrat, mempengaruhi produksi dan kualitas bunga. Interaksi ini memberikan pengaruh positif signifikan pada sifat bunga mawar.

Sedangkan pada bidang Kesehatan pemanfaatan nano-kalsium dapat kita ambil contoh yaitu pretreatment nano-kitosan dan nano-kalsium pada aplikasi home bleaching terhadap kekerasan email gigi. Menunjukkan kombinasi nano-kalsium serta nano-kitosan lebih efektif dalam meningkatkan kekerasan email gigi, dimana nano-kitosan dapat meningkatkan kekerasan email gigi dengan cara menghambat proses demineralisasi.

Dikarenakan kitosan mampu menarik radikal bebas, pada bahan pemutih gigi yang merusak struktur enamel serta menyebabkan demineralisasi. Dengan melakukan perubahan pada kitosan menjadi nano-kitosan fungsinya dalam mencegah demineralisasi menjadi lebih efektif, sehingga kalsium dapat membantu menutupi pori-pori pada gigi.

Sudah kita ketahui segudang manfaat dari limbah perikanan yang saya jelaskan, apakah kamu tertarik untuk memanfaatkan limbah perikanan agar tidak hanya terbuang sia-sia. Satu langkah kecil yang kamu lakukan dapat berdampak pada bumi yang kita tinggali, tidak harus melakukan hal besar, kamu bisa melakukannya dari hal kecil, seperti menjadikan limbah  jeroan, kepala, usus, menjadi pupuk organic cair. 

Kamu juga bisa memanfaatkan tulang, kepala, usus dan juga bagian lainnya dari limbah perikanan menjadi tepung, yang nantinya dapat diubah menjadi bermacam produk lainnya seperti, pakan hewan, pupuk organic, suplemen protein, pet food, dan makanan olahan.

Dengan begitu kamu sudah bisa mengurangi sedikit limbah yang ada. Mari kita sama-sama menjaga bumi yang indah ini, agar bumi dapat terus memberikan berkah untuk kita semua. Selain memanfaatkan limbah agar tidak menjadi sampah, semua produk yang dihasilkan dari limbah ini dapat kamu manfaatkan menjadi peluang usaha, sembari kamu menyelamatkan bumi kamu juga bisa menjadikannya sebagai sumber penghasilan. Saya yakin kamu pasti tertarik untuk coba memanfaatkan limbah perikanan dan mengubahnya menjadi produk apa saja. (*)

Penulis :Siti Aminah Wulandari dan Perdian, mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjung Pinang, Kepri.

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com