![]() |
Upacara Peringatan ke-117 Hari Kebangkitan Nasional, di halaman apel Kantor Gubernur Sumut, Medan, Selasa (20/5).(foto/st) |
Dalam kesempatan tersebut, Effendy Pohan membacakan pidato Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid. Dalam sambutannya, Menteri Meutya menekankan bahwa Hari Kebangkitan Nasional bukan sekadar memperingati tanggal dalam kalender, tetapi merupakan momen untuk membuka kembali lembar sejarah perjuangan bangsa yang ditandai dengan lahirnya Budi Utomo pada 20 Mei 1908.
“Kita sedang membuka kembali halaman penting dari sejarah perjuangan bangsa, yang ditulis bukan dengan tinta biasa, tetapi dengan kesadaran, semangat persatuan, dan keberanian menolak penjajahan,” sebutnya.
Menurut Meutya, kebangkitan bukan peristiwa sesaat, melainkan proses berkelanjutan yang harus berpihak pada rakyat. Ia menyoroti langkah awal 150 hari pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran yang dimulai dari hal-hal paling mendasar dan dekat dengan kebutuhan rakyat.
“Kami percaya, kebangkitan besar dibangun dari fondasi yang sederhana: kehidupan yang tenang, perut yang kenyang, dan hati yang lapang,” katanya.
Dalam sambutan itu juga disampaikan sejumlah capaian program pemerintah, di antaranya Program Makan Bergizi Gratis yang telah menjangkau lebih dari 3,5 juta anak Indonesia, layanan pemeriksaan kesehatan gratis untuk lebih dari 777 ribu masyarakat, serta pembentukan Danantara Investment Agency sebagai wujud pengelolaan kekayaan nasional yang lebih terarah.
Di bidang pengembangan sumber daya manusia, pemerintah mempercepat pembangunan pusat pelatihan vokasi, termasuk AI Centre of Excellence di Papua, hasil kolaborasi antara pemerintah dan industri.
Selain itu, pemerintah juga memperkuat perlindungan sosial di ruang digital melalui Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola dan Pelindungan Anak di Ruang Digital (PP TUNAS), sebagai langkah nyata untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan sehat bagi generasi muda.
“Mari kita jaga kebangkitan ini dengan semangat seperti akar pohon yang menembus tanah: perlahan, tidak selalu terlihat, namun kokoh menopang kehidupan. Kebangkitan yang sejati tumbuh dari nilai kemanusiaan dan berbuah pada keadilan serta kesejahteraan bersama,” ujar Meutya.
Upacara yang mengusung tema "Menuju Kebangkitan Nasional yang Bersahaja, Berpihak, dan Berkelanjutan" tersebut turut dihadiri para asisten dan staf ahli gubernur, pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), serta aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.[tan]