Milad ke-30 KB DIY Sumut Jadi Ajang Perkuat Persaudaraan dan Pelestarian Budaya Jawa di Sumut

Perayaan Milad ke-30 Keluarga Besar Paguyuban Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sumut, yang digelar di kediaman Marjio/Ibu Endang, Jalan Balai Desa

Editor: Admin
Suasana Perayaan Milad ke-30 Keluarga Besar Paguyuban Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sumut. (foto/ist)
DELI SERDANG — Perayaan Milad ke-30 Keluarga Besar Paguyuban Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sumut, yang digelar di kediaman Marjio/Ibu Endang, Jalan Balai Desa Gang Randu, Deli Serdang, berlangsung meriah, hangat, dan sarat nilai kebersamaan. 

Acara ini tidak hanya menjadi ajang peringatan perjalanan panjang paguyuban, tetapi juga momentum strategis untuk mempererat silaturahmi dan meneguhkan komitmen pelestarian budaya Jawa di tengah kehidupan masyarakat perantauan, Sabtu (23/8/2025).

Silaturahmi dihadiri tokoh masyarakat Jawa, perwakilan paguyuban, akademisi, serta tokoh budaya dari berbagai daerah di Sumatera Utara, diantaranya Roiful dari Jawa Perantauan Bersatu, Asos. Prof. Abdi Yanto selaku tokoh Jawa Pujakesuma, Supriyadi dari Patron, Alan dari Paguyuban Solo, serta Rianto, SH, MH alias Anto Genk – tokoh Jawa Sumut yang juga menjabat sebagai CEO media Sumut24. Tak ketinggalan, tokoh masyarakat lainnya seperti Beny Subarjo dan berbagai undangan turut memeriahkan perhelatan ini.

Ketua Umum Keluarga Besar DIY Sumut, Letkol TNI (Purn) Warsono, menegaskan pentingnya menjaga tali persaudaraan antarwarga Jawa yang ada di perantauan, sekaligus terus melestarikan budaya dan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para leluhur Jawa dan kita sudah punya gamelan jawa untuk masyarakat yang ingij belajar dipersilahkan

"Kita semua di sini adalah pewaris budaya yang luhur, yang mengajarkan kita tentang kebersamaan, kerukunan, dan rasa saling menghormati. Mari kita lestarikan budaya Jawa dan nilai-nilai tutur Jawa yang ngemong dan menyatu, sehingga bisa menjadi pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari," ujar Warsono.

Warsono juga menyampaikan bahwa saat ini Keluarga Besar DIY telah hadir aktif di enam kabupaten/kota di wilayah Sumatera Utara, dan akan terus memperluas jangkauan serta kegiatan sosial-budaya sebagai bentuk kontribusi terhadap penguatan identitas dan solidaritas masyarakat Jawa perantauan.

Sementara itu, Prof. Abdi Yanto menyoroti pentingnya menjaga eksistensi budaya lokal dalam arus modernisasi dan globalisasi. Ia menyebut bahwa budaya bukan sekadar simbol masa lalu, tetapi juga merupakan pilar penting dalam pembangunan karakter bangsa.

"Pelestarian budaya Jawa bukan hanya tanggung jawab para sesepuh, tetapi menjadi kewajiban seluruh generasi. Budaya kita harus hadir dalam kehidupan sosial, pendidikan, hingga pembangunan. Ini juga sejalan dengan visi astacita yang diusung Presiden Prabowo-Gibran yang diturunkan kepada Pemprov Sumut dan pemkab/kota," tegasnya.

Senada, Rianto dalam pertemuan ini menekankan bahwa kegiatan seperti Milad ini harus menjadi pemantik untuk membangun sinergi lebih luas antarpaguyuban dan elemen masyarakat Jawa lainnya.

"Kita harus jaga guyub rukun. Persaudaraan ini tidak boleh berhenti di acara seremonial saja. Ini adalah kekuatan besar yang bisa ikut menyumbang solusi sosial dan kebudayaan bagi Sumatera Utara maupun Indonesia secara keseluruhan," ujar Rianto.

Perayaan Milad ini juga dimeriahkan dengan berbagai penampilan seni tradisional khas Yogyakarta dan Jawa Tengah, seperti tembang-tembang Jawa, tari klasik, serta gamelan yang mengalun sepanjang acara. Suasana penuh keakraban terlihat jelas dari interaksi hangat antara sesama tamu undangan yang datang dari berbagai latar belakang.

Tampak pula adanya kegiatan tasyakuran dan pemotongan tumpeng sebagai wujud rasa syukur atas perjalanan panjang dan soliditas Keluarga Besar DIY selama tiga dekade.

Dengan terselenggaranya Milad ke-30 ini, Keluarga Besar DIY Deli Serdang kembali menegaskan jati diri mereka sebagai komunitas budaya yang inklusif, adaptif, namun tetap teguh menjaga akar tradisi. Paguyuban ini menjadi contoh bahwa keberagaman budaya Indonesia dapat hidup berdampingan dan tumbuh dalam semangat saling mendukung, bahkan jauh dari tanah kelahiran.

Perayaan ini pun diharapkan menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk terus menjaga warisan budaya daerah masing-masing, serta mengedepankan nilai gotong royong dan silaturahmi dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat. [tan]

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com