Informasi yang dihimpun, Senin (6/10/2025), kondisi ini sudah berlangsung cukup lama dan dikeluhkan oleh guru, komite sekolah, serta warga sekitar. Mereka menilai, peningkatan jumlah lalat diduga kuat berasal dari kandang ayam yang berjarak tidak jauh dari kompleks sekolah.
“Kami khawatir lalat-lalat ini tidak hanya mengganggu aktivitas belajar, tapi juga bisa berdampak pada kesehatan guru dan siswa,” ujar Syahdan Panjaitan, guru di salah satu sekolah tersebut kepada medanmerdeka.com.
Menindaklanjuti keresahan itu, para guru bersama komite sekolah, tokoh masyarakat, kepala sekolah, dan pengurus PGRI Kecamatan Teluk Mengkudu menggelar pertemuan di sekolah, Senin (6/10/2025).
Dalam pertemuan tersebut, disepakati perlunya langkah cepat dan konkret untuk menekan populasi lalat yang mengganggu lingkungan sekolah. Salah satu keputusan yang diambil adalah pengiriman surat resmi kepada PGRI Kecamatan Teluk Mengkudu sebagai bentuk aspirasi agar diteruskan kepada pihak pengusaha ternak ayam untuk segera mencari solusi.
“Pertemuan hari ini menghasilkan beberapa rekomendasi agar persoalan wabah lalat tidak berlarut-larut. Kami berharap pihak pengusaha ternak ayam dapat segera mengambil langkah nyata untuk mengatasinya,” tambah Syahdan.[rasum]