Eddy Virgo menjadi narasumber pada Sesi ke-3 IBOM/RWA/RWB, forum yang dihadiri ratusan pakar teknologi Blockchain, Metaverse, dan Artificial Intelligence (AI) dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, China, India, Indonesia, Jepang, Korea, Singapura, Taiwan, Thailand, Turki, serta Malaysia sebagai tuan rumah. Jumlah peserta diperkirakan mencapai sekitar 500 orang dari kalangan pelaku dan pemerhati teknologi informasi global.
Panel diskusi dipandu oleh Mr. Ricardo Casanova, Chief Commercial Officer (CCO) OptimaAI Network, seorang pakar AI asal Kanada. Dalam sesi tanya jawab, Eddy Virgo memaparkan pandangannya terkait risiko, peluang, serta tantangan investasi Real World Asset (RWA) berbasis blockchain.
Menurut Eddy, risiko bisnis blockchain perlu dinilai dari tiga aspek utama, yakni manfaat nyata, kepatuhan regulasi, dan kemampuan eksekusi. Ia menekankan bahwa penerapan blockchain harus mampu menyelesaikan persoalan riil, bukan sekadar mengikuti tren teknologi.
“Teknologi yang baik saja tidak cukup. Tim harus mampu beroperasi di dunia nyata, membangun kemitraan, menjalankan operasional, dan memperoleh adopsi pasar. Jika ketiga aspek itu selaras, maka risiko dapat dikelola dan peluang menjadi bermakna,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan terkait pendiri startup yang beralih dari Web2 ke Web3, Eddy menyebut adaptabilitas, orientasi pada pengguna, serta integritas dan transparansi sebagai kualitas utama. Ia menegaskan lebih mengutamakan karakter dan kecepatan belajar pendiri dibandingkan teknologi semata.
Eddy juga menyoroti perubahan pola edukasi investor seiring RWA semakin menjadi arus utama. Menurutnya, investor kini tidak lagi hanya bertanya soal konsep blockchain, tetapi mulai fokus pada imbal hasil nyata, manajemen risiko, dan kekuatan fundamental aset.
“Ke depan, akan muncul standar penilaian yang lebih jelas, alat transparansi data on-chain yang lebih baik, serta pemahaman lintas disiplin antara keuangan tradisional dan teknologi blockchain,” jelasnya.
Kepada pengusaha konvensional yang mulai melirik blockchain, Eddy menyarankan agar memulai dari skala kecil, fokus pada penciptaan nilai, serta tidak terjebak pada tren sesaat. Ia juga menekankan pentingnya memilih mitra yang memahami teknologi sekaligus regulasi.
“Blockchain bukan untuk menggantikan bisnis, melainkan meningkatkan kepercayaan, efisiensi, dan akses,” tegasnya.
Cuplikan diskusi ini disampaikan sebagai panduan awal edukatif bagi pemula yang tertarik pada investasi RWA berbasis blockchain. Eddy Virgo berharap masyarakat tidak mudah terjebak istilah-istilah tren yang berpotensi menyesatkan dan berujung pada investasi bodong.[subari]
