Batu Parorot si Pelindung Desa Bius Gu Barat Toba, Bisa Berpindah

Salah satu cerita rakyat tentang batu ajaib yang diyakini warga sekitar menjadi sebuah legenda, memiliki kekuatan supranatural di luar nalar akal piki

Editor: Admin
 Batu Parorot si Pelindung Desa Bius Gu Barat Toba, Bisa Berpindah. (foto:mm/acon)



TOBA - Salah satu cerita rakyat tentang batu ajaib yang diyakini warga sekitar menjadi sebuah legenda, memiliki kekuatan supranatural di luar nalar akal pikiran manusia. Para warga di sana menyebutnya ‘Batu Parorot’ si pelindung desa dari niat-niat jahat. Batu tersebut berada di Desa Bius Gu Barat, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara.

Dalam bahasa Batak, ‘Parorot’ bisa diartikan pelindung, penjaga, merawat dan mengayomi seseorang agar selalu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja serta terhindar dari segala mara bahaya dunia dan musuh.

Nenek Peranto boru Sitorus (Ny Sirait) berumur 80 tahun mengisahkan pesan turun temurun dari suaminya, batu sebesar tiga kali ukuran buah kelapa peninggalan leluhur harus dijaga dan jangan sembarangan disentuh dan dipindahkan.

Satu kali, pernah leluhur kami memindahkan ‘Batu Parorot’ ke tempat yang lebih layak, tidak lagi di halaman rumah, tetapi keesokan harinya batu tersebut kembali ke tempat semula. Sejak saat itu tidak pernah lagi dipindahkan,” terang Nenek Peranto.

Lanjutnya, batu tersebut memiliki kekuatan negatif jika disentuh atau diinjak seseorang baik disengaja atau tidak disengaja. Untuk penghuni kampung ini sudah mengetahui hal tersebut, tetapi bagi pendatang sangat memungkinkan terjadi, terlebih saat ada pesta. Untuk mengantisipasi setiap ada pesta warga akan memagar sekitaran batu.

“Beberapa tahun lalu, saat pesta diadakan anak salah seorang tamu tidak sengaja menginjak ‘Batu Parorot’, setelah pulang mengalami penyakit kulit, kemudian dilakukan pengobatan secara medis tidak kunjung sembuh. Kemudian teringat kisah dari leluhur dibawalah si anak ke desa kami untuk dimandikan dan syukurlah penyakit kulitnya sembuh,” tuturnya, Kamis (11/07/2024).

Sambung sang nenek, konon saat masa peperangan diyakini batu yang begitu dihormati dapat mengelabui keberadaan leluhur mereka dari musuh yang akan melakukan penyerangan, saat masuk mereka seperti di linglungkan satu kekuatan yang diyakini berasal dari kekuatan supranatural dari batu itu, sehingga seluruh penghuni kampung menjadi selamat.

“Leluhur kami saat itu tidak pernah ditemukan dan disentuh oleh musuh, selalu selamat dari peperangan dengan tirai pelindung yang disebarkan dari kekuatan batu yang kami sebut ‘Batu Parorot’,” pungkasnya.

Namun sangat disayangkan, batu yang penuh dengan legenda dibiarkan tergeletak di halaman rumah tanpa diberikan sebuah tanda merupakan warisan keramat leluhur marga Sirait Desa Bius Gu Barat.

Legenda ‘Batu Parorot’ sudah diyakini warga Desa Bius Gu Barat sejak ratusan tahun lamanya dan tidak bisa dianggap remeh sebab akan berdampak buruk bagi orang tersebut yang mengabaikan pesan dari leluhur mereka. (Acon)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com