Dari Dapur Sederhana di Binjai, Jamu Sehat Raga Siap Menyehatkan Nusantara Lewat Koperasi Pers

DI SEBUAH rumah sederhana di Binjai Selatan, Sumatera Utara, Rachmad Santoso (62) meracik jamu dengan penuh ketekunan dan cinta. Sejak tahun 2022,

Editor: Admin
Ketua Koperasi Jasa Keluarga Pers Indonesia, Devis Abuimau Karmoy bersama Rachmad Santoso (62. (foto/ist)
DI SEBUAH rumah sederhana di Binjai Selatan, Sumatera Utara, Rachmad Santoso (62) meracik jamu dengan penuh ketekunan dan cinta. Sejak tahun 2022, ia bersama tim kecil beranggotakan tujuh orang, termasuk seorang apoteker, memproduksi Jamu Sehat Raga—minuman herbal tradisional yang kini telah menyehatkan ribuan orang di berbagai penjuru negeri.

Jamu yang ia racik telah beredar hingga ke Batam, Bali, Yogyakarta, Kalimantan, dan Aceh. Hingga kini, lebih dari 50 ribu botol telah dipasarkan. Namun mimpi Rachmad tak berhenti di situ. Ia ingin jamu buatannya menjangkau lebih banyak orang, bahkan menjadi bagian dari gaya hidup sehat masyarakat Indonesia.

Harapan itu kian nyata ketika Ketua Koperasi Jasa Keluarga Pers Indonesia, Devis Abuimau Karmoy, datang langsung ke rumah produksinya, Kamis (12/6/2025). Tak sekadar berkunjung, Devis membawa kabar baik: ajakan kerja sama untuk memperluas distribusi Jamu Sehat Raga melalui jaringan koperasi pers di seluruh Indonesia.

“Saya ingin melihat langsung proses produksinya, dan saya percaya produk ini bisa menjadi kebanggaan koperasi dan masyarakat Indonesia,” ujar Devis, yang juga berkomitmen memperjuangkan produk lokal agar punya tempat di pasar nasional.

Rachmad menyambut ajakan itu dengan penuh antusias. Baginya, ini bukan sekadar soal pemasaran, tapi tentang keberlanjutan usaha keluarga yang ia bangun dari nol. “Saya ingin fokus pada satu jalur distribusi agar lebih terarah. Kalau permintaan meningkat, kami sanggup memproduksi hingga 1.200 botol per bulan,” katanya.

Meski diproduksi secara rumahan, jamu ini telah mengantongi sertifikasi BPOM dan halal. Proses produksinya higienis dan modern, namun tetap menjaga kearifan lokal dalam pemilihan bahan dan resep.

Lebih dari sekadar kerja sama bisnis, kolaborasi ini membuka harapan baru—bahwa jamu tradisional Indonesia masih punya tempat di hati masyarakat modern, dan bahwa usaha kecil seperti milik Rachmad bisa tumbuh besar dengan dukungan koperasi dan solidaritas antar sesama anak bangsa.

“Saya ingin Jamu Sehat Raga menjadi warisan yang terus hidup. Bukan cuma karena rasanya, tapi karena manfaatnya,” tutup Rachmad dengan mata berbinar.[tan]

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com