 |
| Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kota Medan menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Kota Medan.(foto/ist) |
Dalam aksinya, massa menyuarakan sejumlah tuntutan, mulai dari desakan pengesahan RUU Perampasan Aset, kritik terhadap tindakan represif aparat kepolisian, hingga sorotan terhadap kinerja DPR yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
“Reformasi DPR harus segera dilakukan. Saat rakyat kesulitan, mereka justru berpesta tanpa empati. Itu melukai hati rakyat dan menunjukkan betapa buruk wajah demokrasi kita. Bahkan, di DPRD Medan juga terjadi dugaan praktik busuk pemerasan oleh empat oknum anggota dewan,” ujar Koordinator Aksi, Yoel, dalam orasinya.
Dalam orasi, massa juga berulang kali menyerukan agar Ketua DPRD Medan, Wong Chun Sen, menemui mereka. Namun yang hadir adalah Wakil Ketua DPRD Medan, Rajuddin Sagala.
Mahasiswa kemudian menggelar aksi teatrikal. Dalam pertunjukan itu digambarkan seorang pejabat duduk santai di kursi empuk sambil tertawa, sementara buruh, petani, dan rakyat kecil menariknya turun. “Beginilah wajah pejabat sekarang, duduk manis di atas penderitaan rakyat,” seru salah satu mahasiswa.
Usai aksi teatrikal, Rajuddin Sagala menyatakan sepakat dengan sepuluh tuntutan yang disampaikan mahasiswa. “Untuk tuntutan yang menjadi kewenangan DPRD dan Pemko Medan akan kami sampaikan langsung. Sementara untuk tuntutan kepada DPR RI akan kami teruskan ke pusat. Terkait dugaan pemerasan empat anggota DPRD, prosesnya sedang berjalan dan kita serahkan kepada aparat penegak hukum,” kata Rajuddin.[romulo]
