 |
| Areal PT Perkebunan Sumatera Utara (PT PSU). (foto/ist) |
Syarif menjelaskan, keterlambatan pembayaran gaji tersebut merupakan dampak dari berbagai persoalan manajemen serta penurunan produksi yang dialami PT PSU dalam beberapa tahun terakhir.
“Pak Gubernur memerintahkan agar produksi harus ditingkatkan dengan cara apa pun selama tetap dalam koridor aturan. Alhamdulillah, arahan itu sudah kita jawab dengan capaian keuntungan produksi sebesar Rp3,1 miliar selama bulan September,” ujarnya.
Komisaris yang baru menjabat tiga bulan itu mengaku lega seluruh tunggakan gaji karyawan akhirnya dilunasi. Ia menyebut hal tersebut sebagai bentuk tanggung jawab sekaligus jawaban atas tantangan Gubernur Sumatera Utara, Bobby Afif Nasution, yang menegaskan agar PT PSU segera bangkit dan memberikan manfaat bagi pemerintah serta masyarakat Sumut.
“Faktor produksi adalah jantung perusahaan, dan karyawan di kebun-kebun PT PSU adalah penggeraknya. Karena itu, tidak ada alasan untuk menunggak gaji mereka. Kejadian seperti ini tidak boleh terulang lagi di masa mendatang,” tegasnya.
Syarif menambahkan, sejak dirinya diangkat sebagai komisaris, Gubernur Bobby Nasution terus memantau perkembangan perusahaan. Ia menilai perhatian tersebut sebagai bentuk pengawalan dan dorongan untuk bekerja lebih serius dan bertanggung jawab.
Ia juga optimistis seluruh jajaran manajemen dan karyawan PT PSU dapat mempertahankan etos kerja serta kebersamaan seperti tiga bulan terakhir agar target keuntungan perusahaan tercapai.
“Prinsip saya, semua pegawai dan karyawan harus diperlakukan secara terhormat. Yang membedakan kita hanyalah tugas dan fungsi masing-masing. Selama semua bekerja sesuai tupoksi, saya yakin semua akan nyaman dan PT PSU akan terus tumbuh,” tutupnya.[tan]
