![]() |
| Dosen Universitas Pertamina (UPER), Dr. Nonni Soraya Sambudi. (foto/ist) |
Menjawab tantangan tersebut, peneliti Universitas Pertamina (UPER), Dr. Nonni Soraya Sambudi, berhasil mengembangkan teknologi ramah lingkungan dengan memanfaatkan sekam padi sebagai bahan utama pengolahan limbah. Atas kiprah risetnya, dosen Program Studi Teknik Kimia ini masuk daftar Top 2% Scientists Worldwide versi Stanford University, menempati peringkat ke-181.869 dari 210.000 ilmuwan dunia.
Dalam penelitiannya, Dr. Nonni mengolah sekam padi—limbah pertanian yang produksinya mencapai 156 juta ton per tahun—menjadi carbon quantum dots (CQDs), partikel nano karbon berpendar di bawah cahaya. Material tersebut terbukti mampu menguraikan zat warna berbahaya seperti methylene blue serta menyerap ion logam berat, khususnya tembaga (Cu²⁺), dari air tercemar.
“Penelitian ini sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular. Kami berupaya mengubah limbah tak bernilai menjadi material bernilai guna yang mampu mengatasi pencemaran air hingga 60 persen dalam penghilangan logam berat dan 70 persen dalam degradasi zat warna,” ujar Dr. Nonni.
Ia menjelaskan, metode hidrotermal hemat energi yang digunakan memungkinkan proses pemurnian air berlangsung lebih efisien. Efektivitas meningkat setelah material CQDs dimodifikasi dengan nitrogen (N) dan bismuth (Bi).
Rektor Universitas Pertamina, Prof. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU, menyampaikan apresiasi atas capaian tersebut. “Prestasi Dr. Nonni membuktikan bahwa riset dari kampus Indonesia mampu memberi kontribusi nyata bagi dunia. Temuan ini sejalan dengan misi UPER menghadirkan solusi sains dan teknologi untuk keberlanjutan, sekaligus menginspirasi generasi muda dan perempuan agar aktif melakukan penelitian bermanfaat,” ujarnya.
Dr. Nonni dikenal aktif meneliti berbagai topik, mulai dari sintesis CQDs untuk drug delivery, polimer komposit, adsorpsi, hingga proses fotokatalitik. Ia juga memperoleh sejumlah hibah penelitian terkait pemanfaatan CQDs untuk pengolahan air dan pemulihan logam melalui teknologi membran.
Menurut data Scopus 2025, Dr. Nonni telah menerbitkan 109 publikasi ilmiah dengan 2.889 sitasi, mencerminkan pengakuan luas terhadap kontribusinya di bidang teknik kimia.
“Riset bukan sekadar jumlah publikasi, tetapi sarana untuk menjawab permasalahan nyata. Saya selalu melibatkan mahasiswa agar mereka memahami bahwa penelitian bisa menjadi kontribusi langsung bagi masyarakat,” tutur Dr. Nonni.
Sebagai salah satu ilmuwan perempuan Indonesia di bidang teknik kimia, Dr. Nonni diharapkan dapat membuka jalan bagi lebih banyak perempuan berkarya di dunia sains dan teknologi. Jika hasil risetnya dapat diterapkan secara luas, teknologi ini berpotensi membantu Indonesia mengurangi pencemar air hingga 30 persen pada 2030.[tan]
