DWP Sumut Dorong Kesadaran Kesehatan Mental Remaja melalui Seminar di Medan

harma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Sumatera Utara (DWP Sumut) komit untuk mendukung tumbuh kembang generasi muda melalui Seminar Kesehatan yang ber

Editor: Admin
Ketua DWP Sumatera Utara, Evi Novida Sulaiman Harahap membuka Seminar bertema “Let’s Talk Mental Health di SMA Dharma Pancasila. (foto/ist)
MEDAN – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Sumatera Utara (DWP Sumut) komit untuk mendukung tumbuh kembang generasi muda melalui Seminar Kesehatan yang bertema “Let’s Talk Mental Health: Kenali Stres, Cemas, dan Cara Mengelolanya”. 

Seminar ini digelar karena anak-anak dan remaja saat ini dihadapkan dengan berbagai tantangan, baik di lingkungan sekolah, keluarga juga pergaulan sosial. 

Hal itu disampaikan Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Sumatera Utara, Evi Novida Sulaiman Harahap saat membuka Seminar Kesehatan Mental yang diselenggarakan di SMA Dharma Pancasila, Jalan Dr. Manyur, Medan, Kamis (18/12/2025).

“DWP Provinsi Sumut berkomitmen untuk mendukung tumbuh kembang generasi muda, tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga sehat secara mental dan emosional,” katanya. 

Dikatakan, Evi Novida kesehatan mental merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan secara keseluruhan. Tekanan akademik, pengaruh media sosial, serta perubahan emosi pada masa pertumbuhan dapat memicu munculnya stres dan kecemasan jika tidak dipahami dan dikelola dengan baik.

Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi ruang yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk belajar mengenali perasaan diri sendiri, berani berbicara, serta memahami cara-cara positif dalam mengelola stres dan kecemasan.

“Jangan pernah merasa sendiri ketika mengalami kesulitan atau tekanan. Berbicaralah kepada orangtua, guru, atau orang-orang yang kalian percaya. Ingatlah bahwa meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah awal untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan sehat,” ucapnya.

Narasumber seminar, psikolog Indri Kemala Nasution mengatakan, ada sejumlah hal yang biasa dihadapi pada remaja yakni konflik dengan teman/keluarga, ekspektasi diri dan lingkungan, tugas dan ujian, serta tekanan akademik yang menimbulkan stres dan cemas. 

“Stres adalah respons tubuh dan pikiran ketika menghadapi tekanan. Sementara cemas adalah perasaan khawatir atau takut berlebihan terhadap sesuatu,” katanya di hadapan para pelajar.

Menurut Indri, ciri-ciri stres dapat dikenali seperti mudah marah atau tersinggung, sulit konsentrasi, sakit kepala atau sakit perut, gangguan tidur, dan merasa lelah terus-menerus. Sedangkan ciri-ciri cemas seperti jantung berdebar cepat, sulit bernapas, pikiran negatif berulang, takut gagal atau dinilai orang lain, menghindari situasi tertentu.

Indri Kemala kemudian berbagi tips bagaimana mengelola stres dan cemas dengan cara relaksasi, tidur cukup, olahraga, kurangi overthinking, dan mengatur waktu belajar. “Saat stres dan cemas tidak juga hilang, maka boleh mencari bantuan ke orangtua, guru BK, dan Psikolog,” ujarnya. [tan]

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com