Pengamat, Zakaria Rambe: Kekosongan Jabatan di 7 OPD Cermin Lemahnya Tata Kelola Pemko Medan

Kekosongan kepemimpinan di tujuh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Medan menuai sorotan tajam dari kalangan akademisi dan pengamat.

Editor: Admin
Pengamat Hukum dan Sosial, Zakaria Rambe SH. (foto/ist)
MEDAN – Kekosongan kepemimpinan di tujuh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Medan menuai sorotan tajam dari kalangan akademisi dan pengamat. 

Pengamat Hukum dan Sosial, Zakaria Rambe SH, menilai kondisi tersebut mencerminkan ketidakmampuan Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, dalam mengoptimalkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang tersedia di lingkungan Pemko Medan.

"Ini jelas menunjukkan keragu - raguan dalam kepemimpinan. Seharusnya, sebagai kepala daerah, Rico Waas segera menunjuk pejabat yang kompeten untuk mengisi jabatan kosong tersebut," ujar Zakaria Rambe kepada wartawan, Selasa (6/5/2025).

Pria yang akrab disapa Bang Zek ini menilai, lambannya aksi Wali Kota Medan menunjukkan kelemahan dalam menjalankan fungsi organisasi pemerintahan secara optimal.

"Penunjukan pelaksana tugas (Plt) hanya bersifat administratif, bukan solusi definitif. Sebab Plt tidak memiliki kewenangan penuh seperti kepala dinas definitif, sehingga kinerja OPD bisa menjadi tidak maksimal," tegasnya.

Menjelang 100 hari masa kepemimpinan Rico Waas, Zakaria juga menilai belum ada langkah nyata atau terobosan signifikan yang dilakukan Pemko Medan. Ia menyebut pembangunan dan tata kelola pemerintahan berjalan stagnan.

"Sejauh ini belum terlihat inovasi atau gebrakan baru. Kegiatan kunjungan ke sana kemari lebih terkesan sebagai upaya pencitraan dibandingkan kerja substantif," ungkapnya.

Lebih lanjut, Zakaria membandingkan gaya kepemimpinan Rico Waas dengan sejumlah kepala daerah lain yang dinilainya berhasil melakukan perubahan konkret.

"Tak perlu melihat terlalu jauh ke sosok seperti Dedi Mulyadi di Jawa Barat. Di Sumatera Utara saja, misalnya Bupati Deli Serdang Asri Lubis Tambunan, sudah bisa terlihat jelas perbedaan pendekatannya. Ada gebrakan nyata, bukan sekadar simbolik," kata Bang Zek.

Ia juga menyarankan agar Rico Waas belajar dari para pemimpin Kota Medan terdahulu yang mampu menghadirkan dampak pembangunan sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Masyarakat tidak butuh janji atau pencitraan. Mereka menanti aksi nyata kepala daerah yang bisa membenahi infrastruktur, menciptakan lapangan kerja, dan memperbaiki layanan publik. Jika pola kepemimpinan saat ini terus berlanjut tanpa inovasi, masa depan Kota Medan bisa stagnan," tutup Zakaria Rambe.[ss/rel]

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
Desain: indotema.com